Rabu, 06 Februari 2008

puisi bhs. indo 1


KESEMPURNAAN

Jiwa dan ragamu
Telah ku jadikan cerminan pribadiku
Hembusan nafasmu
Percikan tauladan bagi umatmu


Ada kalanya hati terasa suram
Tapi………
Sunnah-sunnahmu sungguh menawan
Hingga batin pun terasa tentram


Sungguh….
Memang wahyumu
Bisa merasuk
Walau syetan membayangi umatmu


Andaikan……
Engkau hidup di masaku
Patut kiranya
Engkau adalah Pujaan hatiku

puisi bhs. indo 2


SANG KREATOR

Ya Allah………….
Engkau adalah kreator sejati
Alam dan seanteronya yang luas ini
Adalah bukti kekuasaan-Mu


Hidup dan matiku
Engkaulah yang mengetahui
Gerak dan perilaku Ku
Adalah cerminan hamba kepada Tuhan-Nya

Pantaskah aku…….
Kalau selama ini aku tak menjalankan sholat
Siksa pedih-Mu
Adalah cambukan kehidupanKu

Ya Allah…….
Seandainya aku Engkau beri kekuatan
Pantaskah kiranya aku bertaubat
Demi mengharap ridho-Mu

puisi bhs. indo 3


KASIH IBU

Ibu……….
Engkau adalah cahaya terang
Sang pemberi suri tauladan
Di kala gelap merasuk ke dalam diri kita

Ibu…………
KasihMu tak habis di telan jaman
Percikan motivasi
Sebagai semangat jiwa yang kan terkenang

Wahai Ibu…….
Ampunilah kemunafikanKu selama ini
Dusta adalah bagian dari hidupKu
Yang merasuk di dalam jiwaKu

Ibu……..
Berilah waktu untuk sembah sujud kepadaMu
Hanya pengorbanan yang dapat Ku lakukan
Sebagai bukti penyesalan

puisi bhs. indo 4


MUSLIMAH BERJILBAB

Tahukah Engkau……….
Sehelai kain adalah salah satu simbol agama kita
Cerminan perilaku
Yang tak kan pudar selamanya


Jilbab…….
Engkau sangat indah
Baik bentuk maupun sifatmu
Dimanapun engkau ku temukan

Muslimah berjilbab
Adalah bukti kebesaran agama islam
Walaupun kedzaliman menghadang
Keberadaanmu selalu terkesan

Suci dan menawan
Salah satu ciri sekaligus rupamu
Yang sampai saat ini
Keberadaanmu selalu ku kenang

Selasa, 05 Februari 2008

puisi bhs. indo 5

AKU BUKAN ANAK KECIL

Luluhnya rasa hati ini, Ya Allah... terasa seperti ingin menangis.
Telah menetes airmata ini.
Bukan di depan mata dia.
Bukan menjadi santapan mata dia.

Kalaulah aku kanak-kanak kecil, sudah sepatutnya aku meraung saat ini juga.
Menjerit tanda sakit hati dan tak puas hati.
Tapi, aku bukan kanak-kanak kecil.
Tak sepatutnya melakukan perkara-perkara gila sebegitu.

Tak manis meninggikan suara semata-mata kerana perkara sebegitu.
Tapi, apa yang mampu aku buat?
Ya. Cuma sabar.
Sabar dan sabar lagi.
Powered By Blogger